Penulis : ADRIANWAR
Aneka keanehan kerap terjadi di tikungan jalan yang cukup angker ini. Salah satunya adalah keberadaan hantu Pabaru yang senang menculik manusia....
Nama Singalang Kariang, mungkin tak akan asing lagi bagi orang yang pernah melintasi jalan protokol yang menghubungkan Padang-Bukit Tinggi, atau Padang-Batusangkar di daerah Sumatera Barat. Ketajaman tikungan dan ketinggian tanjakan menjadi fenomena bagi sopir-sopir truk dan bus yang melintasi jalan ini. Tapi bukan hanya tajamnya tikungan dan tanjakan saja yang berkesan bagi orang-orang yang pernah melewatinya. Kejadian mistis yang beragam juga bisa dijumpai disana.
Bermacam cerita tentang angkernya lokasi ini seakan tak pernah ada hentinya, terutama dituturkan oleh sopir-sopir. Ada yang mengaku prenah melihat harimau besar penunggu tanjakan, ada juga yang mengaku pernah melihat makhluk tinggi besar yang dipenuhi bulu hitam menyebarang jalan.
Walau lokasi ini sangat terkenal keangkerannya. Buktinya, ada juga pedagang asongan yang menjadikan tempat ini sebagai areal usaha mereka. Singalang Kariang sebagai halte penungguan bus menjadi tempat mereka menjajakan dagangan.
Ada kisah mistis menarik sekaitan dengan aktivitas para pedangang asongan itu. Salah seorang di antara mereka, pernah disekap selama tiga malam oleh Pabaru, hantu yang terkenal di daerah itu. Nah, Penulis menuturkan kisahnya seperti berikut ini....
Kerasnya tuntutan hidup, membuat kami melupakan rasa takut. Beberapa orang di antara kami pedagang asongan, jarang yang berani turun di lokasi Singalang Kariang pada malam hari. Dari tujuh puluh orang yang biasa berjualan dilokasi itu pada siang hari, cuma ada empat orang yang mempunyai keberanian untuk berjualan pada malam hari.
Salah satu dari keempat pengasong itu adalah Dedi Rahmat. Entah datang dari mana keberaniannya, dia seperti tak pernah terpengaruh dengan cerita-cerita yang beradar di Singgalang Kariang.
Dedi Rahmat, sepulang berjualan sering bekerja sebagai Banpol (semacam polisi cepek-Red) ditanjakan Singalang Kariang. Memang, tanpa bantuan dari Banpol, truk-truk yang bermuatan berat sedikit ragu untuk menaiki tanjakan. Dari sejumlah Banpol itu, hanya Dedi Rahmat yang berani bekerja sampai larut malam.
Merasa bekerja sebagai Banpol lebih mendatangkan hasil, Dedi meninggalkan pekerjaan lamanya sebagai pedagang asongan. Setaip malam dia menjadi "polisi cepek" di areal tanjakan angker itu. Karena keberaniannya ini, para pedagang asongan yang berjualan malam hari menjadi bertambah banyak.
Memang Dedi terkenal sangat pemberani. Ia mengaku telah banyak melihat wujud penghuni Singalang Kariang. Misalnya saja, dia pernah melihat bola api yang melintasi jalur itu. Bahkan dia juga pernah didatangi makhluk tinggi besar yang menyerupai gorila. Pernah pula melihat tiga orang bocah telanjang yang sedang bermain-main ditepi jalan.
Berkat keberanian yang dimilikinya Dedi tak pernah lari dan berniat untuk menghentikan pekerjaannya sebagai Banpol.
***
Jum'at sore. Waktu itu hujan turun sangat lebat. Bus yang melintasi Singalang Kariang tiba-tiba terperosok di tepi jalan. Banyak penumpang mengalami luka-luka, dan tiga orang meninggal dunia. Sedangkan sopir bus dapat selamat tanpa sedikitpun luka. Sopir itu mengatakan kecelakaan itu terjadi disebabkan oleh keterkejutannya ketika melihat bayangan hitam melintas di jalan, hingga secara reflek kakinya menginjak rem dan stir dibantingkan ke kiri, sehingga membentur tembok pengaman. Silaing Kariang semakin seram akibat kejadian itu.
Baru sehari setelah kejadian, dua orang pemuda yang melintasi jalan itu dengan menggunakan kendaraan Kijang Super, pingsan di atas tanjakan. Ketika mereka siuman, mereka menceritakan kalau mereka baru saja menabrak dua orang anak kecil yang melintas di jalan itu.
Mendengar laporan kejadian, orang-orang yang pernah melihat sesuatu di sana sangat membuat pedagang asongan takut.
Malam minggu waktu itu, aku (Penulis) turun di Singalang Kariang kira-kira pukul 22.00 WIB. Kendaraan masih ramai. Maklum malam minggu.
Aku duduk di tembok jalan sambil melihat ramainya jalan. Tapi entah apa yang membuatku sangat ingin berjalan mendekati batu cadas di depan tempatku duduk. Dan saat itu aku melihat seorang berpakaian serba hitam, membawa dua ekor anjing. Aku mendekatinya tapi dia menjauh dariku.
Ketika aku berhenti mendekatinya, dia pun berhenti seakan memberiku waktu untuk terus mendekati. Aku pun berjalan kembali untuk mendekatinya. Dia pun berjalan kembali untuk menjauhiku, begitu seterusnya.
Entah berapa jauh jarak yang aku tempuh untuk mengikutinya. Aku tak tahu pasti. Yang jelas, dalam perjalanan itu aku banyak melewati rumah-rumah mewah bagaikan melintasi sebuah kota besar. Padahal, dalam keadaan normal di tempat itu tidak ada rumah mewah dan tempatnya juga cukup sepi.
Sesampai di sebuah rumah, yang rupanya rumah milik orang yang kuikuti, kulihat orang itu memasukkan anjing-anjingnya ke kandang, Anehnya, dia juga membawa aku masuk ke rumahnya.
Walau kami seperti sudah saling mengenal, namun tak ada percakapan yang terjadi antara aku dengannya. Ketika aku masuk ke rumah itu, aku disuguhi minuman dan makanan. Bahkan kemudian aku diajak bertamu ke rumah-rumah mewah yang dia katakan sebagai tetangganya.
Setelah berkeliling, aku kemudian dipersilahkan tidur di salah satu kamar. Entah berapa lama aku tertidur. Ketika aku terbangun, aku sudah berada di pangkuan pak tua yang menyelamatkan aku. Pak Tua itu telah menemukanku tidur diatas dahan kayu yang tak terlalu besar untuk menahan tubuhku.
Pak Tua yang kemudian kuketahui bernama Pendi Khatik Marajo itu mengatakan, bahwa ia menemukanku ketika hendak mencari daun untuk ramuan obat. Dia melihatku tertidur diatas dahan kayu dengan pulasnya.
Karena telah mengerti apa yang telah terjadi, Pak Pendi segera memajat pohon itu dan membawaku turun. Dengan keahlian yang dimilikinya dia membaca mantra untuk membebaskan aku dari pengaruh setan.
Aku menceritakan apa yang bisa kuingat kepada Pak Pendi tanpa satupun yang tersisa. Pak Pendi memberiku ramuan yang harus kuminum untuk membersihkan perutku dari jamuan setan yang telah termakan olehku.
Kemudian Pak Pendi menceritakan kepadaku kalau yang telah membawaku itu adalah hantu Paburu. Pak Pendi juga mengatakan kalau aku bernasib mujur, karena jarang orang yang telah dibawa berhari-hari dapat ditemukan kembali. Bulu kudukku merinding mendengar cerita Pak Pendi barusan. Rupanya, aku telah dibawa selama tiga hari tiga malam dan telah banyak memakan ramuan-ramuan setan itu.
Semenjak kejadian itu aku berubah total. Aku tak punya keberanian lagi untuk berjualan malam, apalagi bekerja sebagai Banpol di Singgalang Kariang.
Tiga bulan setelah kejadian itu, tepatnya ketika dua hari memasuki bulan suci Ramadhan tahun 2003, Dedi yang terkenal dengan keberaniannya kerasukan setan di lokasi Singalang Kariang itu.
Dedi yang semula sangat pendiam berubah 90 derajat. Dia sangat suka bercerita, tapi ceritanya suka ngawur. Dedi dirawat di rumah sakit. Tapi setelah tak ada perubahan, Dedi dibawa pulang ke rumahnya dan didatangkan orang pintar untuk mengobatinya.
Namun, tak satupun orang pintar yang dapat menyembuhkannya. Menurut orang-orang pintar yang pernah merawatnya, Dedi dirasuki oleh penunggu Singalang Kariang, memang suara Dedi sering berubah-rubah ketika berbicara. Tapi aku menjadi bertanya sendiri dalam hatiku apa benar tubuh manusia bisa dimasuki makhluk lain lebih dari satu makhluk?
Kian hari Dedi kian lupa dengan jati dirinya. Dia sering menyebutkan perkataan yang aneh-aneh, kadang dia berbahasa Inggris dan kadang bahasa Jawa.
Ketika ditinggal sendirian di rumah ketika semua orang pergi mengikuti shalat sunnah Idul Fitri, Dedi berlari keluar rumah sambil membawa sejerigen minyak tanah dan sebungkus korek api. Ia memandikan diri dengan minyak tanah ke sekujur tubuhnya dan menyalakan korek api untuk membakar tubuhnya.
Api segera membakar tubuhnya. Tetangga yang melihat api yang berjalan, segera berupaya memadamkannya ketika tahu kalau Dedi lah yang berada di balik api tersebut. Api dapat dipadamkan dan Dedi tersungkur jatuh dengan badan melepuh.
Dedi dilarikan ke rumah sakit yang berada di kota Bukit Tinggi. Kemacetan jalan karena ramainya kendaraan di jalan dihari lebaran itu membuat aku dan kawan-kawan menangis menahan haru, mendengar suara erangan kesakitan yang keluar dari mulut Dedi.
Kami sangat menyayangkan apa yang telah terjadi pada Dedi. Padahal dia seorang pemberani dan bertanggung jawab. Demi menghidupi keluarganya dia menghapus rasa takut di hatinya.
Hampir satu tahun aku tak berani untuk menceritakan peristiwa yang pernah kualami. Keanngkeran Singalang Kariang yang sebelumnya hanya kuanggap hanya cerita untuk menakut-nakuti saja, tapi semuanya telah aku alami, ditambah lagi aku harus kehilangan Dedi yang mati secara tragis akibat membakar dirinya sendiri.
Aku menuliskan semua ini setelah mengumpulkan keberanianku. Aku merasa semua ini lebih baik diketahui banyak orang untuk menghilangkan kesombongan seperti yang kami alami selama ini.
Aneka keanehan kerap terjadi di tikungan jalan yang cukup angker ini. Salah satunya adalah keberadaan hantu Pabaru yang senang menculik manusia....
Nama Singalang Kariang, mungkin tak akan asing lagi bagi orang yang pernah melintasi jalan protokol yang menghubungkan Padang-Bukit Tinggi, atau Padang-Batusangkar di daerah Sumatera Barat. Ketajaman tikungan dan ketinggian tanjakan menjadi fenomena bagi sopir-sopir truk dan bus yang melintasi jalan ini. Tapi bukan hanya tajamnya tikungan dan tanjakan saja yang berkesan bagi orang-orang yang pernah melewatinya. Kejadian mistis yang beragam juga bisa dijumpai disana.
Bermacam cerita tentang angkernya lokasi ini seakan tak pernah ada hentinya, terutama dituturkan oleh sopir-sopir. Ada yang mengaku prenah melihat harimau besar penunggu tanjakan, ada juga yang mengaku pernah melihat makhluk tinggi besar yang dipenuhi bulu hitam menyebarang jalan.
Walau lokasi ini sangat terkenal keangkerannya. Buktinya, ada juga pedagang asongan yang menjadikan tempat ini sebagai areal usaha mereka. Singalang Kariang sebagai halte penungguan bus menjadi tempat mereka menjajakan dagangan.
Ada kisah mistis menarik sekaitan dengan aktivitas para pedangang asongan itu. Salah seorang di antara mereka, pernah disekap selama tiga malam oleh Pabaru, hantu yang terkenal di daerah itu. Nah, Penulis menuturkan kisahnya seperti berikut ini....
Kerasnya tuntutan hidup, membuat kami melupakan rasa takut. Beberapa orang di antara kami pedagang asongan, jarang yang berani turun di lokasi Singalang Kariang pada malam hari. Dari tujuh puluh orang yang biasa berjualan dilokasi itu pada siang hari, cuma ada empat orang yang mempunyai keberanian untuk berjualan pada malam hari.
Salah satu dari keempat pengasong itu adalah Dedi Rahmat. Entah datang dari mana keberaniannya, dia seperti tak pernah terpengaruh dengan cerita-cerita yang beradar di Singgalang Kariang.
Dedi Rahmat, sepulang berjualan sering bekerja sebagai Banpol (semacam polisi cepek-Red) ditanjakan Singalang Kariang. Memang, tanpa bantuan dari Banpol, truk-truk yang bermuatan berat sedikit ragu untuk menaiki tanjakan. Dari sejumlah Banpol itu, hanya Dedi Rahmat yang berani bekerja sampai larut malam.
Merasa bekerja sebagai Banpol lebih mendatangkan hasil, Dedi meninggalkan pekerjaan lamanya sebagai pedagang asongan. Setaip malam dia menjadi "polisi cepek" di areal tanjakan angker itu. Karena keberaniannya ini, para pedagang asongan yang berjualan malam hari menjadi bertambah banyak.
Memang Dedi terkenal sangat pemberani. Ia mengaku telah banyak melihat wujud penghuni Singalang Kariang. Misalnya saja, dia pernah melihat bola api yang melintasi jalur itu. Bahkan dia juga pernah didatangi makhluk tinggi besar yang menyerupai gorila. Pernah pula melihat tiga orang bocah telanjang yang sedang bermain-main ditepi jalan.
Berkat keberanian yang dimilikinya Dedi tak pernah lari dan berniat untuk menghentikan pekerjaannya sebagai Banpol.
***
Jum'at sore. Waktu itu hujan turun sangat lebat. Bus yang melintasi Singalang Kariang tiba-tiba terperosok di tepi jalan. Banyak penumpang mengalami luka-luka, dan tiga orang meninggal dunia. Sedangkan sopir bus dapat selamat tanpa sedikitpun luka. Sopir itu mengatakan kecelakaan itu terjadi disebabkan oleh keterkejutannya ketika melihat bayangan hitam melintas di jalan, hingga secara reflek kakinya menginjak rem dan stir dibantingkan ke kiri, sehingga membentur tembok pengaman. Silaing Kariang semakin seram akibat kejadian itu.
Baru sehari setelah kejadian, dua orang pemuda yang melintasi jalan itu dengan menggunakan kendaraan Kijang Super, pingsan di atas tanjakan. Ketika mereka siuman, mereka menceritakan kalau mereka baru saja menabrak dua orang anak kecil yang melintas di jalan itu.
Mendengar laporan kejadian, orang-orang yang pernah melihat sesuatu di sana sangat membuat pedagang asongan takut.
Malam minggu waktu itu, aku (Penulis) turun di Singalang Kariang kira-kira pukul 22.00 WIB. Kendaraan masih ramai. Maklum malam minggu.
Aku duduk di tembok jalan sambil melihat ramainya jalan. Tapi entah apa yang membuatku sangat ingin berjalan mendekati batu cadas di depan tempatku duduk. Dan saat itu aku melihat seorang berpakaian serba hitam, membawa dua ekor anjing. Aku mendekatinya tapi dia menjauh dariku.
Ketika aku berhenti mendekatinya, dia pun berhenti seakan memberiku waktu untuk terus mendekati. Aku pun berjalan kembali untuk mendekatinya. Dia pun berjalan kembali untuk menjauhiku, begitu seterusnya.
Entah berapa jauh jarak yang aku tempuh untuk mengikutinya. Aku tak tahu pasti. Yang jelas, dalam perjalanan itu aku banyak melewati rumah-rumah mewah bagaikan melintasi sebuah kota besar. Padahal, dalam keadaan normal di tempat itu tidak ada rumah mewah dan tempatnya juga cukup sepi.
Sesampai di sebuah rumah, yang rupanya rumah milik orang yang kuikuti, kulihat orang itu memasukkan anjing-anjingnya ke kandang, Anehnya, dia juga membawa aku masuk ke rumahnya.
Walau kami seperti sudah saling mengenal, namun tak ada percakapan yang terjadi antara aku dengannya. Ketika aku masuk ke rumah itu, aku disuguhi minuman dan makanan. Bahkan kemudian aku diajak bertamu ke rumah-rumah mewah yang dia katakan sebagai tetangganya.
Setelah berkeliling, aku kemudian dipersilahkan tidur di salah satu kamar. Entah berapa lama aku tertidur. Ketika aku terbangun, aku sudah berada di pangkuan pak tua yang menyelamatkan aku. Pak Tua itu telah menemukanku tidur diatas dahan kayu yang tak terlalu besar untuk menahan tubuhku.
Pak Tua yang kemudian kuketahui bernama Pendi Khatik Marajo itu mengatakan, bahwa ia menemukanku ketika hendak mencari daun untuk ramuan obat. Dia melihatku tertidur diatas dahan kayu dengan pulasnya.
Karena telah mengerti apa yang telah terjadi, Pak Pendi segera memajat pohon itu dan membawaku turun. Dengan keahlian yang dimilikinya dia membaca mantra untuk membebaskan aku dari pengaruh setan.
Aku menceritakan apa yang bisa kuingat kepada Pak Pendi tanpa satupun yang tersisa. Pak Pendi memberiku ramuan yang harus kuminum untuk membersihkan perutku dari jamuan setan yang telah termakan olehku.
Kemudian Pak Pendi menceritakan kepadaku kalau yang telah membawaku itu adalah hantu Paburu. Pak Pendi juga mengatakan kalau aku bernasib mujur, karena jarang orang yang telah dibawa berhari-hari dapat ditemukan kembali. Bulu kudukku merinding mendengar cerita Pak Pendi barusan. Rupanya, aku telah dibawa selama tiga hari tiga malam dan telah banyak memakan ramuan-ramuan setan itu.
Semenjak kejadian itu aku berubah total. Aku tak punya keberanian lagi untuk berjualan malam, apalagi bekerja sebagai Banpol di Singgalang Kariang.
Tiga bulan setelah kejadian itu, tepatnya ketika dua hari memasuki bulan suci Ramadhan tahun 2003, Dedi yang terkenal dengan keberaniannya kerasukan setan di lokasi Singalang Kariang itu.
Dedi yang semula sangat pendiam berubah 90 derajat. Dia sangat suka bercerita, tapi ceritanya suka ngawur. Dedi dirawat di rumah sakit. Tapi setelah tak ada perubahan, Dedi dibawa pulang ke rumahnya dan didatangkan orang pintar untuk mengobatinya.
Namun, tak satupun orang pintar yang dapat menyembuhkannya. Menurut orang-orang pintar yang pernah merawatnya, Dedi dirasuki oleh penunggu Singalang Kariang, memang suara Dedi sering berubah-rubah ketika berbicara. Tapi aku menjadi bertanya sendiri dalam hatiku apa benar tubuh manusia bisa dimasuki makhluk lain lebih dari satu makhluk?
Kian hari Dedi kian lupa dengan jati dirinya. Dia sering menyebutkan perkataan yang aneh-aneh, kadang dia berbahasa Inggris dan kadang bahasa Jawa.
Ketika ditinggal sendirian di rumah ketika semua orang pergi mengikuti shalat sunnah Idul Fitri, Dedi berlari keluar rumah sambil membawa sejerigen minyak tanah dan sebungkus korek api. Ia memandikan diri dengan minyak tanah ke sekujur tubuhnya dan menyalakan korek api untuk membakar tubuhnya.
Api segera membakar tubuhnya. Tetangga yang melihat api yang berjalan, segera berupaya memadamkannya ketika tahu kalau Dedi lah yang berada di balik api tersebut. Api dapat dipadamkan dan Dedi tersungkur jatuh dengan badan melepuh.
Dedi dilarikan ke rumah sakit yang berada di kota Bukit Tinggi. Kemacetan jalan karena ramainya kendaraan di jalan dihari lebaran itu membuat aku dan kawan-kawan menangis menahan haru, mendengar suara erangan kesakitan yang keluar dari mulut Dedi.
Kami sangat menyayangkan apa yang telah terjadi pada Dedi. Padahal dia seorang pemberani dan bertanggung jawab. Demi menghidupi keluarganya dia menghapus rasa takut di hatinya.
Hampir satu tahun aku tak berani untuk menceritakan peristiwa yang pernah kualami. Keanngkeran Singalang Kariang yang sebelumnya hanya kuanggap hanya cerita untuk menakut-nakuti saja, tapi semuanya telah aku alami, ditambah lagi aku harus kehilangan Dedi yang mati secara tragis akibat membakar dirinya sendiri.
Aku menuliskan semua ini setelah mengumpulkan keberanianku. Aku merasa semua ini lebih baik diketahui banyak orang untuk menghilangkan kesombongan seperti yang kami alami selama ini.
6 komentar:
waduh............... cemen loe he he he he
Sebagai hamba Allah yg sejati memang kita harus saling menghargai antar sesama makhluk...walau syetan itu sendiri adalah musuh bagi orang mukmin..
rancu banget ceritanya, mana yg korban mana yg penulis, aku dedi penulis tp dedinya gila malah mati, gmn cara orang mati nulis cerita,tolong klu nulis jalan ceritanya dibenerin, bikin yg jelas, anda menceritakan diri anda atau anda menceritakan orang lain...
Vimax
Vimax Asli
Vimax Original
Vimax Canada
Vimax Obat
Jual Vimax
Harga Vimax
Vimax Extender
Agen Vimax
Manfaat Vimax
Ciri Vimax Asli
Vimax palsu
Obat Pembesar Penis
Obat Pembesar Zakar
Obat Pembesar Alat Vital
Cara Membesarkan Penis
Pembesar Penis Alami
Alat Bantu Seksualitas
Procomil Spray
thanks gan artikelnya,
Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau
Posting Komentar