Penulis : R. WAHYUDI SANTOSO
Demi mengangkat setumpuk batangan emas, aku bertarung mati-matian dengan sosok jin. Namun, setelah berhasil yang terjadi justru sangat mengecewakan....
Ketika aku sedang menyaksikan tayangan Dunia Lain di Trans TV, sambil menikmati secangkir kopi ginseng, isteriku memberitahu kalau di luar ada tamu yang ingin bertemu denganku. Aku bergegas. Di ruang tamu kulihat Pak Achmad. Dia sedang membuka-buka koran pagi. Setelah basa-basi sebentar, ia langsung kepada pokok persoalan yang ingin disampaikannya. Dan aku menyimaknya baik-baik.
“Kurang lebihnya begitulah kesimpulannya, Pak. Karena Pak Wahyu yang modalin, berapa pun hasilnya nanti, dia siap membagi sama rata,” Pak Achmad menutup penuturannya.
“Yang saya pikirin bukan itunya. Saya heran, atas dasar apa Bu Chaidar begitu percaya dan yakin kalau di rumahnya ada timbunan harta peninggalan almarhum? Apakah Pak Chaidar itu orang kaya? Atau, salah seorang koruptor, barangkali?” tukasku, ragu.
Sahabatku yang bernama lengkap Achmad Ali itu tersenyum. “Soal itu saya juga tidak tahu. Tapi yang jelas, Bu Chaidir yakin seratus persen kalau harta itu memang ada,” katanya.
Kami memang sudah terbiasa ngobrol dibarengi humor, terkadang sindir sana sindir sini, tetapi topik persoalan tetap berlanjut, seperti halnya malam itu. Setelah menyalakan rokok, Pak Achmad Ali kembali bertutur, “Menurut Bu Chaidar, awal mulanya melalui mimpi. Almarhum suami¬nya yang bilang kalau dia sendiri yang menaruh emas tersebut di bawah lantai ruang tamu. Tetapi dia berpesan kalau ‘tanaman’ itu baru bisa diangkat setelah genap waktunya, dan hanya akan menjadi kenyataan kalau yang meng¬angkatnya adalah seseorang yang berhati lurus. Artinya, nggak bisa dilaksanakan oleh sembarang orang.”
“Berapa banyak jumlahnya?” tanyaku, berubah serius.
“Kalau nggak salah, setelah beberapa kali Bu Chaidar mendatangkan orang pintar ke rumahnya, rata-rata mengatakan ada sekitar 40 batang. Itu menurut mereka. Sedangkan menurut hemat saya, sekiranya Pak Wahyu berkenan, nanti kan bisa diperiksa ulang. Selanjutnya saya serahkan sepenuhnya sama Pak Wahyu. Begitu pesan Bu Chaidar.”
Aku manggut-manggut mendengar cerita yang bernada menggiurkan itu. Sebagai seorang yang dikenal memiliki kemampuan mengangkat harta terpendam dengan kekuatan supranatural, tentu saja aku harus menerima tawaran menarik ini.
Seminggu kemudian, Pak Achmad Ali memperkenalkan aku kepada Ibu Chaidar. Setelah berkenalan dan bisa cepat akrab, wanita di ambang usia senja itu mulai menceritakan ulang ihwal mimpi-mimpinya.
“Kenapa saya begitu yakin bahwa benda itu memang ada, karena mimpi itu terus berulang-ulang datang dalam tidur saya,” katanya.
Malam itu juga aku melaksanakan penerawangan, menembus dunia lain melalui ketajaman mata batinku. Hasilnya? Cukup meyakinkan. Apa yang kulihat tak jauh beda dengan apa yang diceritakan Ibu Chaidar. Di bawah lantai ruang tamu rumah wanita yang telah lama hidup menjanda itu memang terlihatan lantakan emas. Setelah merasa yakin, maka kupastikan langsung hari H untuk ritual pengangkatan.
Selasa malam, 9 Desember 2003, semua sarana sudah tersaji rapi. Antara lain, 7 macam buah-buahan, 7 rupa kembang, 7 macam jajan pasar, sebatang cerutu lengkap dengan kinang bantalan, sepiring nasi putih, seekor ikan mas goreng, sebungkus rokok kretek Gudang Garam Merah, kopi manis dan kopi pahit, teh manis dan teh pahit, segelas air putih, dan sebotol minyak khusus yang biasa dipergunakan untuk melaksanakan upacara ritual semacam ini. Minyak tersebut biasa juga disebut “Minyak Jin.” Harganya jutaan rupiah. Sebab, tanpa menggunakan minyak seperti itu, rasanya sangat tipis kemungkinan akan berhasil dengan lancar dan baik.
Sejumlah orang telah berkumpul di ruang tengah, berdzikir membaca Surat Al-Ikhlas secukupnya. Pengertian secukupnya di sini ialah baru boleh berhenti setelah ada petunjuk dari Pak Nurdin, salah seorang rekanku, yang akan disampaikan melalui aku, dan aku harus langsung memberitahukannya kepada mereka yang berdzikir.
Di kamar khusus yang telah kupadamkan lampunya, hanya ada aku dan Pak Nurdin. Aku terus berinteraksi dan sangat melelahkan. Berdasarkan pendeteksian, jin yang menguasai lantakan emas itu bernama Jin Kucrit. Setelah diadakan dialog, si Kucrit ini itu tidak mau menyerahkan begitu saja apa yang kami minta. Dia tetap bertahan sesuai perintah sang majikan, yaitu sebelum genap hitungan enam tahun sejak benda tersebut ditanam oleh almarhum Pak Chaidar, dia tidak akan menyerahkan kepada siapa pun, kendati kami melaksanakan hajat ini atas permohonan isterinya sendiri.
Cukup lama kami bertarung dengan Jin Kucrit. Hampir satu jam. Pak Nurdin terus mengeluarkan jurus-jurus ampuhnya untuk mengalahkan Jin Kucrit. Si jin tetap bertahan. Dari langit-langit kamar kudengar jelas seperti benda berat saling berjatuhan menimpa kepalaku. Braaakk! Gedebukkkk! Prang! Padahal aku tahu, itu hanyalah pendengaranku saja. Tidak nyata.
Kecuali sosok Jin Kucrit yang memperlihatkan penampakkannya secara jelas. Dia berbadan tinggi besar, hampir mencapai sepuluh meter. Rambut godrongnya memang terlihat dikucir seperti gaya reserse masa kini. Mungkin, karena itulah dinamakan Jin Kucrit. Sepasang kupingnya sebesar telinga gajah. Matanya sebesar lampu sepeda motor, sedangkan bagian dada, tangan dan kakinya ditumbuhi bulu-bulu lebat. Sangat menyeramkan!
Aku bersyukur, karena tak lama kemudian Jin Kucrit menyerah, mengaku kalah, dan berjanji akan menyerahkan semua benda tersebut kepada kami. Ternyata benar. Setelah lampu kunyalakan, batangan emas tersebut sudah tersusun rapi di atas hamparan sajadah, berikut dua buah liontin berbentuk bulat. Yang satu bergambar wanita. Satunya lagi bertuliskan Allah dalam bahasa Arab.
Dari dalam bambu pendek yang terpaksa kupecahkan, terdapat pula gulungan kertas. Isinya mengatakan bahwa liontin bergambar wanita diperuntukkan khusus untuk putri tunggal almarhum Chaidir yang bernama Lena. Sementara liontin bertuliskan Allah untuk isteri tersayangnya, yakni Ibu Chaidar sendiri.
Benda-benda tersebut kemudian kuperlihatkan kepada semua yang hadir di situ. Kulihat mereka tersenyum puas menyaksikan keberhasilan kerja kami. Terutama Ibu Chaidar dan Lena. Mereka nyaris tak berkedip mencermati benda-benda berharga tersebut. Heran, gembira, tetapi terkesan tak percaya pada penglihatan mereka sendiri.
“Betul-betul aneh, tapi nyata. Kok bisa ya benda yang ada di dalam tanah di angkat ke atas, tapi keramiknya enggak ada yang pecah satupun. Benar-benar nggak masuk logika. Tadinya aku paling nggak percaya sama yang beginian,” kata Lena.
“Kalau sekarang gimana?” tanyaku.
“Baru percaya seratus persen. Soalnya ngeliat sendiri, dan di rumah sendiri lagi.”
“Liontinnya boleh Lena pakai. Begitu juga yang buat ibu,” sela Pak Nurdin. “Kalau yang lainnya sebaiknya disimpan saja di tempat yang menurut ibu cukup aman. Kalau ibu mau jual, nanti saja kalau sudah pas waktunya, seperti yang tertulis pada surat wasiat yang ditulis almarhum. Di sini disebutkan, apabila dimanfaatkan sebelum genap waktunya enam tahun, taruhannya adalah nyawa!”.
“Batas waktu itu kapan, Pak?” Lena bertanya lagi.
“Kalau enggak salah tanggal 18 Februari 2004!” jawabku.
Akan tetapi, karena yang disebut manusia selalu saja merasa kekurangan dan tak pernah mensyukuri nikmat Allah, awal Januari 2004 Ibu Chaidar bermaksud menjual 5 batang emas itu. Alasannya, selain terhimpit oleh kebutuhan hidup yang semakin meningkat, juga untuk mengembalikan uang minyak dagangannya yang belum ia setor penuh. Tak enak, katanya. “Sudah dibantu, kok malah ngeberatin yang nolong.”
Apa boleh buat. Aku dan Pak Nurdin merestui. Kebetulan pula pada waktu itu kami sedang butuh uang untuk keperluan serupa. Segera aku melaju ke salah satu toko emas kenalanku di Pasar Agung. Hasilnya?
Sangat mengecewakan sekali. Sungguh! Emas batangan tersebut berubah menjadi kuningan sari. Aku jadi penasaran. Kubawa ke toko lainnya. Namun hasilnya sama. “Sama sekali nggak ada kadar emasnya, Bang. Ini murni kuningan sari,” kata si pemilik toko setelah dua tiga kali mengetes kemurnian emas tersebut.
Celaka tiga belas, pikirku. Setelah Rp. 8 juta terbang dari dompet, kemudian mati-matian bertarung melawan Jin Kucrit, hasilnya hanya kuningan sari. Walaupun masih ada harapan akan sempurna dengan sendirinya apabila tiba waktunya kelak, atau melalui bantuan orang pinter yang memiliki ilmu khusus untuk “menyempurnakan” kuningan sari kepada wujud aslinya, itu kan baru sebatas harapan. Bisa menjadi kenyataan bisa tidak.
Semuanya kuserahkan kepada Yang Maha Kuasa. Namun yang pasti, dari kasus ini aku mendapat pelajaran berharga bahwa kita sebagai manusia hendaknya bisa bersabar dalam menanti sesuatu hal. Ya, kalau saja kami menjual lantakan emas tersebut sesuai dengan waktu yang ditetapkan, mungkin emas itu tidak akan berubah menjadi kuningan sari.
Demi mengangkat setumpuk batangan emas, aku bertarung mati-matian dengan sosok jin. Namun, setelah berhasil yang terjadi justru sangat mengecewakan....
Ketika aku sedang menyaksikan tayangan Dunia Lain di Trans TV, sambil menikmati secangkir kopi ginseng, isteriku memberitahu kalau di luar ada tamu yang ingin bertemu denganku. Aku bergegas. Di ruang tamu kulihat Pak Achmad. Dia sedang membuka-buka koran pagi. Setelah basa-basi sebentar, ia langsung kepada pokok persoalan yang ingin disampaikannya. Dan aku menyimaknya baik-baik.
“Kurang lebihnya begitulah kesimpulannya, Pak. Karena Pak Wahyu yang modalin, berapa pun hasilnya nanti, dia siap membagi sama rata,” Pak Achmad menutup penuturannya.
“Yang saya pikirin bukan itunya. Saya heran, atas dasar apa Bu Chaidar begitu percaya dan yakin kalau di rumahnya ada timbunan harta peninggalan almarhum? Apakah Pak Chaidar itu orang kaya? Atau, salah seorang koruptor, barangkali?” tukasku, ragu.
Sahabatku yang bernama lengkap Achmad Ali itu tersenyum. “Soal itu saya juga tidak tahu. Tapi yang jelas, Bu Chaidir yakin seratus persen kalau harta itu memang ada,” katanya.
Kami memang sudah terbiasa ngobrol dibarengi humor, terkadang sindir sana sindir sini, tetapi topik persoalan tetap berlanjut, seperti halnya malam itu. Setelah menyalakan rokok, Pak Achmad Ali kembali bertutur, “Menurut Bu Chaidar, awal mulanya melalui mimpi. Almarhum suami¬nya yang bilang kalau dia sendiri yang menaruh emas tersebut di bawah lantai ruang tamu. Tetapi dia berpesan kalau ‘tanaman’ itu baru bisa diangkat setelah genap waktunya, dan hanya akan menjadi kenyataan kalau yang meng¬angkatnya adalah seseorang yang berhati lurus. Artinya, nggak bisa dilaksanakan oleh sembarang orang.”
“Berapa banyak jumlahnya?” tanyaku, berubah serius.
“Kalau nggak salah, setelah beberapa kali Bu Chaidar mendatangkan orang pintar ke rumahnya, rata-rata mengatakan ada sekitar 40 batang. Itu menurut mereka. Sedangkan menurut hemat saya, sekiranya Pak Wahyu berkenan, nanti kan bisa diperiksa ulang. Selanjutnya saya serahkan sepenuhnya sama Pak Wahyu. Begitu pesan Bu Chaidar.”
Aku manggut-manggut mendengar cerita yang bernada menggiurkan itu. Sebagai seorang yang dikenal memiliki kemampuan mengangkat harta terpendam dengan kekuatan supranatural, tentu saja aku harus menerima tawaran menarik ini.
Seminggu kemudian, Pak Achmad Ali memperkenalkan aku kepada Ibu Chaidar. Setelah berkenalan dan bisa cepat akrab, wanita di ambang usia senja itu mulai menceritakan ulang ihwal mimpi-mimpinya.
“Kenapa saya begitu yakin bahwa benda itu memang ada, karena mimpi itu terus berulang-ulang datang dalam tidur saya,” katanya.
Malam itu juga aku melaksanakan penerawangan, menembus dunia lain melalui ketajaman mata batinku. Hasilnya? Cukup meyakinkan. Apa yang kulihat tak jauh beda dengan apa yang diceritakan Ibu Chaidar. Di bawah lantai ruang tamu rumah wanita yang telah lama hidup menjanda itu memang terlihatan lantakan emas. Setelah merasa yakin, maka kupastikan langsung hari H untuk ritual pengangkatan.
Selasa malam, 9 Desember 2003, semua sarana sudah tersaji rapi. Antara lain, 7 macam buah-buahan, 7 rupa kembang, 7 macam jajan pasar, sebatang cerutu lengkap dengan kinang bantalan, sepiring nasi putih, seekor ikan mas goreng, sebungkus rokok kretek Gudang Garam Merah, kopi manis dan kopi pahit, teh manis dan teh pahit, segelas air putih, dan sebotol minyak khusus yang biasa dipergunakan untuk melaksanakan upacara ritual semacam ini. Minyak tersebut biasa juga disebut “Minyak Jin.” Harganya jutaan rupiah. Sebab, tanpa menggunakan minyak seperti itu, rasanya sangat tipis kemungkinan akan berhasil dengan lancar dan baik.
Sejumlah orang telah berkumpul di ruang tengah, berdzikir membaca Surat Al-Ikhlas secukupnya. Pengertian secukupnya di sini ialah baru boleh berhenti setelah ada petunjuk dari Pak Nurdin, salah seorang rekanku, yang akan disampaikan melalui aku, dan aku harus langsung memberitahukannya kepada mereka yang berdzikir.
Di kamar khusus yang telah kupadamkan lampunya, hanya ada aku dan Pak Nurdin. Aku terus berinteraksi dan sangat melelahkan. Berdasarkan pendeteksian, jin yang menguasai lantakan emas itu bernama Jin Kucrit. Setelah diadakan dialog, si Kucrit ini itu tidak mau menyerahkan begitu saja apa yang kami minta. Dia tetap bertahan sesuai perintah sang majikan, yaitu sebelum genap hitungan enam tahun sejak benda tersebut ditanam oleh almarhum Pak Chaidar, dia tidak akan menyerahkan kepada siapa pun, kendati kami melaksanakan hajat ini atas permohonan isterinya sendiri.
Cukup lama kami bertarung dengan Jin Kucrit. Hampir satu jam. Pak Nurdin terus mengeluarkan jurus-jurus ampuhnya untuk mengalahkan Jin Kucrit. Si jin tetap bertahan. Dari langit-langit kamar kudengar jelas seperti benda berat saling berjatuhan menimpa kepalaku. Braaakk! Gedebukkkk! Prang! Padahal aku tahu, itu hanyalah pendengaranku saja. Tidak nyata.
Kecuali sosok Jin Kucrit yang memperlihatkan penampakkannya secara jelas. Dia berbadan tinggi besar, hampir mencapai sepuluh meter. Rambut godrongnya memang terlihat dikucir seperti gaya reserse masa kini. Mungkin, karena itulah dinamakan Jin Kucrit. Sepasang kupingnya sebesar telinga gajah. Matanya sebesar lampu sepeda motor, sedangkan bagian dada, tangan dan kakinya ditumbuhi bulu-bulu lebat. Sangat menyeramkan!
Aku bersyukur, karena tak lama kemudian Jin Kucrit menyerah, mengaku kalah, dan berjanji akan menyerahkan semua benda tersebut kepada kami. Ternyata benar. Setelah lampu kunyalakan, batangan emas tersebut sudah tersusun rapi di atas hamparan sajadah, berikut dua buah liontin berbentuk bulat. Yang satu bergambar wanita. Satunya lagi bertuliskan Allah dalam bahasa Arab.
Dari dalam bambu pendek yang terpaksa kupecahkan, terdapat pula gulungan kertas. Isinya mengatakan bahwa liontin bergambar wanita diperuntukkan khusus untuk putri tunggal almarhum Chaidir yang bernama Lena. Sementara liontin bertuliskan Allah untuk isteri tersayangnya, yakni Ibu Chaidar sendiri.
Benda-benda tersebut kemudian kuperlihatkan kepada semua yang hadir di situ. Kulihat mereka tersenyum puas menyaksikan keberhasilan kerja kami. Terutama Ibu Chaidar dan Lena. Mereka nyaris tak berkedip mencermati benda-benda berharga tersebut. Heran, gembira, tetapi terkesan tak percaya pada penglihatan mereka sendiri.
“Betul-betul aneh, tapi nyata. Kok bisa ya benda yang ada di dalam tanah di angkat ke atas, tapi keramiknya enggak ada yang pecah satupun. Benar-benar nggak masuk logika. Tadinya aku paling nggak percaya sama yang beginian,” kata Lena.
“Kalau sekarang gimana?” tanyaku.
“Baru percaya seratus persen. Soalnya ngeliat sendiri, dan di rumah sendiri lagi.”
“Liontinnya boleh Lena pakai. Begitu juga yang buat ibu,” sela Pak Nurdin. “Kalau yang lainnya sebaiknya disimpan saja di tempat yang menurut ibu cukup aman. Kalau ibu mau jual, nanti saja kalau sudah pas waktunya, seperti yang tertulis pada surat wasiat yang ditulis almarhum. Di sini disebutkan, apabila dimanfaatkan sebelum genap waktunya enam tahun, taruhannya adalah nyawa!”.
“Batas waktu itu kapan, Pak?” Lena bertanya lagi.
“Kalau enggak salah tanggal 18 Februari 2004!” jawabku.
Akan tetapi, karena yang disebut manusia selalu saja merasa kekurangan dan tak pernah mensyukuri nikmat Allah, awal Januari 2004 Ibu Chaidar bermaksud menjual 5 batang emas itu. Alasannya, selain terhimpit oleh kebutuhan hidup yang semakin meningkat, juga untuk mengembalikan uang minyak dagangannya yang belum ia setor penuh. Tak enak, katanya. “Sudah dibantu, kok malah ngeberatin yang nolong.”
Apa boleh buat. Aku dan Pak Nurdin merestui. Kebetulan pula pada waktu itu kami sedang butuh uang untuk keperluan serupa. Segera aku melaju ke salah satu toko emas kenalanku di Pasar Agung. Hasilnya?
Sangat mengecewakan sekali. Sungguh! Emas batangan tersebut berubah menjadi kuningan sari. Aku jadi penasaran. Kubawa ke toko lainnya. Namun hasilnya sama. “Sama sekali nggak ada kadar emasnya, Bang. Ini murni kuningan sari,” kata si pemilik toko setelah dua tiga kali mengetes kemurnian emas tersebut.
Celaka tiga belas, pikirku. Setelah Rp. 8 juta terbang dari dompet, kemudian mati-matian bertarung melawan Jin Kucrit, hasilnya hanya kuningan sari. Walaupun masih ada harapan akan sempurna dengan sendirinya apabila tiba waktunya kelak, atau melalui bantuan orang pinter yang memiliki ilmu khusus untuk “menyempurnakan” kuningan sari kepada wujud aslinya, itu kan baru sebatas harapan. Bisa menjadi kenyataan bisa tidak.
Semuanya kuserahkan kepada Yang Maha Kuasa. Namun yang pasti, dari kasus ini aku mendapat pelajaran berharga bahwa kita sebagai manusia hendaknya bisa bersabar dalam menanti sesuatu hal. Ya, kalau saja kami menjual lantakan emas tersebut sesuai dengan waktu yang ditetapkan, mungkin emas itu tidak akan berubah menjadi kuningan sari.
21 komentar:
Menurut penerawngan kami dari lereng gunung wilis, jin kucrit tidak mau menuruti kemauan Anda karena salah sesaji. Bahwasanya jin kucrit selalu menginginkan Dji Sam Soe dalam setiap sesajjinya. Salam dari mbah Ronggo
Ass wr wb. Membaca cerita ini kita lebih bisa memaknai arti sabar.sekiranya bpk berkenan untuk melembekan kuningan sari ini, asal kita tau tempat awal penarikan insya allahhu robbi kami bisa membantu gerjakanya tanpa biaya persyaratan apapun kecuali keikhlasan. Bisa hub di. 0815 818 6294. Wassallam wrg wb.
Itu semua penipuan, goblok lu ...
Vimax
Vimax Asli
Vimax Original
Vimax Canada
Vimax Obat
Jual Vimax
Harga Vimax
Vimax Extender
Agen Vimax
Manfaat Vimax
Ciri Vimax Asli
Vimax palsu
Obat Pembesar Penis
Obat Pembesar Zakar
Obat Pembesar Alat Vital
Cara Membesarkan Penis
Pembesar Penis Alami
Alat Bantu Seksualitas
Procomil Spray
ass saya ibu Seri Rahayu dari daerah Padang saya mau ucapkan kepada pembuat blog ini karena berkat bantuannya saya bisa ketemu dgn AKI SUBANG juru kunci gunung Bromo,awalnya saya hanya pembantu ibu rumah tangga yang sangat dihina dan dicaci,hutang ada dimana-mana,akhirnya saya sudah pusing dan gampir bunuh diri tp saya baca iklan di internet dan saya coba menghubungi Aki Subang,awalnya saya ragu dan bimbang tp saya punya keyakinan dan kemauan akhirnya saya mencoba mengikuti pesugihan Gunung Bromo,alhamdulillah sekarang saya tidak dihina lagi hutang2 saya semua sudah lunas dan saya sudah mempunyai rumah sendiri,sekarang saya sudah memiliki usaha warung kecil2lan,berkat bantuan Aki Subang saya bisa seperti ini,terimah kasih Aki berkat Aki saya sudah seperti ini,mau seperti sy silahkan langsung hub Aki Subang keramat di nmr 081224909195 ,ini kisah nyata saya demi Allah kalau saya berbohong,terimah kasih.
pembesar canada
vimax original
vimax canada
vimax canada
vimax canada
vimax canada
pembesar canada
vimax original
vimax canada
vimax canada
vimax canada
pembesar canada
vimax canada original
vimax besar
pembesar canada
kapsul canada
vimax original
vimax pill canada
vimax canada asli
pemanjang canada
vimax canada original
vimax ozoon canada
vimax canada ozoon
ozoon vimax canada
vimax ozoon asli
canada ozoon
vimax top canada
vimax canada top
top vimax canada
obat vimax canada
herbal vimax canada
vimax herbal pembesar
vimax herbal ori
alat-bantu-sex-pria-vagina-pantat-nungging/
alat-bantu-pria-vagina-tabung-silikon-manual/
alat-bantu-pria-vagina-bulu-getar-silikon-elektrik/
vagina-getar-silikon-elektrik-alat-bantu-sex-pria/
vagina-fleshlight-alat-bantu-sex-pria/
penis-tempel-silikon-elektrik/
penis-ikat-pinggang-getar-elektrik/
penis-sakky-getar-elektrik/
penis-naga-getar-silikon-elektrik/
penis-mutiara-getar-elektrik/
penis-getar-silikon-elektrik/
penis-mutiara-getar-elektrik/
penis-getar-silikon-elektrik/
vibrator-penggeli-puting-susu-payudara/
vibrator-penggeli-puting-susu-payudara/
boneka-full-body-sexy-dan-cantik/
vagina-pantat-nunggin/
vagina-getar-goyang-silikon-elektrik/
vakum-pembesar-penis/
alat-bantu-pria/
alat-bantu-wanita/
seksualitas-wanita/
daftar-harga/
sitemap/
serem juga ya gan, ane juga ada niih pengalaman menyeramkan tentang jin, kunjungan baliknya ya gan
http://eddy-lim.blogspot.com/2015/11/kisah-misteri-dihantui-jin-penunggu-benda-bertuah.html
thanks gan artikelnya.
Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau
Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau
thanks for sharing, nice article
nice post
sip
oke
terimakasih gan atas infonya
terimakasih gan atas infonya
thanks artikel
thanks artikel
Greetings admin
I like your topic, after reading your article very helpful at all and can be a source of reference
I will wait for your next article updates
Thank you, for sharing
hammer of thor
hammer of thor asli
hammer of thor italy
hammer of thor original
obat hammer of thor
jual hammer of thor
obat pembesar penis
ciri hammer of thor asli
มาดูหนังออนไลน์แบบไม่มีจำกัด ดูหนัง Tune in for Love คลื่นรักสื่อใจ (2019) ได้ทุกที่ ดูหนังฟรีได้ทุกเวลาต้องที่นี่ที่เดียว
https://www.doonung1234.com/
Posting Komentar